TRANSISI ENERGI BERSIH: Langkah Awal Pertamina dari Halaman Sendiri

LISTRIK INDONESIA | PT Pertamina (Persero) terus menyiapkan diri dalam menghadapi transisi energi di tengah tren global yang mulai semarak dalam pengembangan energi bersih (green energy).
Tren global dalam transisi energi bersih ini ditandai dengan aksi korporasi besar yang mulai melirik portofolio energi bersih sebagai respons atas tuntutan keberlanjutan lingkungan sekaligus sebagai strategi bisnis ke depan.
Respons cepat dan komitmen dalam transisi energi bersih juga dilakukan oleh Pertamina dengan membentuk Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE). Pembentukan subholding ini bertujuan agar Pertamina fokus dalam melakukan bisnis energi bersih dan transformasi dari energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT), di luar bisnis existing perusahaan yakni sektor minyak dan gas bumi.
Pertamina melihat potensi besar dari renewable energy di Tanah Air, salah satunya energi surya (solar cell). Berdasarkan data Kementerian ESDM, potensi energi surya di Indonesia mencapai 207,8 gigawatt (GW), tetapi hingga Desember 2020 baru dimanfaatkan sebesar 153,5 megawatt (MW) atau 0,07%.
Energi surya merupakan EBT yang memiliki potensi terbesar disusul hidro (air), angin, panas bumi, kemudian jenis energi bersih lainnya seperti biomassa.
Untuk mengoptimalkan pemanfaatan energi surya, Pertamina Group dan Subholding Power & NRE telah menandatangani pokok-pokok perjanjian dan kesepakatan bersama terkait dengan penyediaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di lingkungan Pertamina Group.
PT Pertamina Power Indonesia (PPI) sebagai subholding Power NRE yang membawahi PT Pertamina Geothermal Energy, PT Jawa Satu Power, dan PT Jawa Satu Regas, segera mengembangkan PLTS di lingkungan Pertamina Group, seperti di SPBU-SPBU milik perseroan. Langah ini sebagai bagian dari optimalisasi bauran energi di wilayah operasi Pertamina.
Pada 2021, PPI menargetkan pemasangan panel surya di 63 SPBU dan akan bertambah ke depannya.
Penandatanganan perjanjian untuk pengembangan PLTS tersebut dilaksanakan secara daring pada Rabu (24/2) yang dihadiri oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Direktur Logistik dan Infrastruktur Mulyono, Direktur Penunjang Bisnis M. Haryo Yunianto, CEO Subholding PNRE Dannif Danusaputro, CEO Subholding Commercial & Trading Mas’ud Khamid beserta jajaran manajemen lainnya.
“Program ini merupakan bentuk komitmen Pertamina dalam mendukung pemerintah untuk meningkatkan bauran energi dan mempersiapkan transisi energi di masa depan. Dan dalam hal ini, Pertamina memulainya dari halaman sendiri,” kata Nicke dalam sambutannya.
Penyediaan PLTS ini akan mencakup lokasi-lokasi operasi Pertamina Group yang tersebar dari hulu ke hilir, seperti lembaga penyalur, fasilitas operasi dan fasilitas pendukung usaha.
Dannif Danusaputro menambahkan bahwa sebagai Subholding yang digadang-gadang menjadi masa depan bisnis Pertamina, PT Pertamina Power Indonesia sudah bersiap diri untuk segera mengimplementasikan program penyediaan PLTS tersebut. Dalam pelaksanaannya, Subholding Powe & NRE akan bermitra dengan para pelaku usaha yang berskala global.
“Komitmen ini menjadi sebuah bukti kuatnya upaya Pertamina dalam menyongsong masa depan energi bersih. Merupakan suatu kebanggaan bagi Subholding PNRE mendapatkan dukungan penuh untuk melaksanakan dan mengawal program transisi energi melalui penyediaan energi bersih,” ujar Dannif.
Program penyediaan PLTS di lingkungan Pertamina Group ini juga sejalan dengan aspirasi Direktorat Jenderal Energi Baru dan Terbarukan (EBTKE), Kementerian ESDM yang menjadikan pembangunan PLTS sebagai Program Prioritas untuk percepatan peningkatan energi bersih di Indonesia.
Saat ini, Subholding PNRE telah memiliki portfolio energi bersih seperti PLTS di kawasan Badak LNG Bontang dengan kapasitas terpasang 4 MW dan beberapa pengembangan proyek PLTS lainnya.
Di samping PLTS, PT Pertamina Power Indonesia juga mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Biomass/Biogas (PLTBg) berkapasitas 2,4 MW yang sudah terpasang di Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei.
Selain itu, Subholding Power & NRE melalui PT Pertamina Geothermal Energy juga telah mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dengan total kapasitas terpasang mencapai 672 MW.
0 Komentar
Berikan komentar anda