PLTA Lau Gunung 15 MW Milik Nusantara Infrastructure Resmi Beroperasi

Listrik Indonesia | Setelah proses konstruksi sejak 2018, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Lau Gunung berkapasitas 15 megawatt (MW) yang berloksi di Kabupaten Dairi dan Karo, Sumatera Utara akhirnya beroperasi secara komersial (commercial operate date/COD) pada hari ini, Kamis (17/12/2020).
PLTA Gunung Lau merupakan milik PT Inpola Meka Energi, unit bisnis PT Nusantara Infrastructure Tbk.
Proyek ini sejalan dengan keterlibatan Pemerintah Indonesia dalam Paris Agreement atau
Persetujuan Paris mengenai Perubahan Iklim melalui Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016
pada tanggal 24 Oktober 2016. Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia pada
United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) pada tahun 2016
menyatakan komitmen kontribusi penurunan emisi Gas Rumah Kaca pada tahun 2030 sebesar 29% dengan upaya sendiri dan sampai dengan 41% jika ada kerjasama internasional dari kondisi tanpa ada aksi.
Deden Rochmawaty, General Manager Corporate Affairs mengatakan melalui kerja sama dan dukungan seluruh pihak, PLTA Lau Gunung resmi beroperasi secara komersial mulai hari ini, Kamis (17/12/2020).
“PLTA ini akan melayani sekitar 10.000 masyarakat di Kabupaten Dairi dan Karo melalui jaringan listrik PLN. PLTA Lau Gunung diharapkan dapat mendukung berbagai kegiatan seharihari masyarakat dari sisi pendidikan, perekonomian, industri dan kegiatan lainnya melalui pendistribusian listrik ke berbagai tempat di wilayah tersebut,” ujarnya melalui siaran pers, Kamis (17/12/2020).
PLTA Lau Gunung menggunakan teknologi mutakhir yang terdiri atas 2 turbin. Sistem operasi PLTA Lau Gunung memanfaatkan aliran Sungai Lau Gunung yang kemudian diolah masuk ke terowongan atau tunnel sepanjang 1,6 km dengan debit air sekitar 13 meter kubik/detik. Tunnel berfungsi sebagai waterway atau saluran penghantar ke kolam penampungan (head pond) dan melalui pipa pesat (penstocks), air diteruskan ke power house atau rumah mesin untuk memutar turbin pembangkit listrik.
PLTA Lau Gunung menggunakan aliran sungai dan merupakan jenis pembangkit terbarukan
yang bebas polusi sehingga aman bagi masyarakat dan lingkungan dengan total investasi
berkisar Rp 500 miliar yang sebagian dibiayai melalui kredit investasi oleh BCA.
PLTA ini memiliki Daerah Aliran Sungai (DAS) sebesar 519,34 km2 dengan panjang sungai utama 47,5km. Selama masa konstruksi, PLTA Lau Gunung menyerap sekitar 229 orang tenaga kerja lokal dari Kabupaten Dairi, Medan, Sumatera Utara dan beberapa daerah lainnya. Keberadaan proyek ini
turut berkontribusi pada peningkatan kompetensi sumber daya manusia di Provinsi Sumatera
Utara, khususnya di Kabupaten Dairi.
Sebelum dioperasikan atau memasuki tahap Commercial Operation Date (COD) PLTA Lau
Gunung telah menyelesaikan tahapan commissioning yang disaksikan langsung oleh PLN
Wilayah Sumatera Utara.
Pada 12 Desember 2020, pembangkit listrik ramah lingkungan ini juga telah mendapatkan Sertifikat Laik Operasi (SLO) sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas mulai hari ini.
Proses pembangunan Lau Gunung berlangsung selama 2,6 tahun, yaitu sejak 2018 melalui kerja
sama PT Energi Infranusantara (EI), PT PP Energi (PPE), dan anak usaha dari PT Pembangunan
Perumahan (PP) Tbk. Listrik yang dihasilkan PLTA Lau Gunung akan memperkuat sistem
interkoneksi kelistrikan di Wilayah Sumatera Utara sekaligus mendukung program pemerintah
pusat untuk meningkatkan rasio elektrifikasi. Tidak hanya itu, pembangkit listrik ini juga
diharapkan dapat mendukung kehandalan pasokan listrik daerah.
0 Komentar
Berikan komentar anda