
“Kami melihat wilayah ini merupakan salah satu provinsi yang tertinggi dalam optimalisasi penggunaan Energi Baru dan Terbarukan (EBT), khususnya dalam pemanfaatan energi surya melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Pengerjaan projek PLTS di NTT dilakukan melalui peggunaan bidang lahan tanah yang tidak lagi produktif, sehingga nilai ekonomisnya akan bisa terkonversi melalui aplikasi PLTS,” papar Rendoyoko di Kupang, NTT, akhir pekan lalu.
Ignatius Rendoyoko berbicara dalam rangkaian “Kuliah Umum bersama PLN Group" dan sejumlah universitas serta perguruan tinggi di Kupang antara lain Universitas Nusa Cendana; Universitas Kristen Artha Wacana, Kupang; Universitas Katolik Widya Mandira, Kupang; Universitas Muhammadiyah, Kupang dan Politeknik Negeri Kupang beserta program vokasi untuk mencapai link and match antara dunia pendidikan dengan industri, yang berlangsung di Auditorium Politeknik Kesehatan Negeri Kupang, NTT.
Dalam acara yang dibuka oleh Wakil Gubernur NTT Josef A. Nae Soi tersebut, Jumat (13/9), dikemukakan juga harapannya agar berbagai program pembangunan yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi NTT dapat didukung oleh semua pihak.
Pada kesempatan tersebut dirinya menyinggung sejumlah pilihan mengenai Provinsi NTT yang kaum milenialnya mengantungi tingkat literasi mencapai 1,8%. Itu sebabnya pihaknya sangat mengharapkan sebagai BUMN, PLN secara kontinyu tetap melanjutkan berbagai program corporate social responsibililty (CSR) yang selama ini sudah berlangsung.
“Harapannya dengan berbagai program kerjasama seperti dalam bentuk penyediaan beasiswa dan sistem vokasi serta link and match, para putra daerah ini akan mampu memiliki pengalaman yang berbeda dalam mengenyam pendidikan, baik di dalam dan bahkan ke mancanegara,” tutur Ignatius Rendoyoko, yang juga mantan Dubes Argentina untuk Indonesia ini. (AM/Fr)
0 Komentar
Berikan komentar anda