
Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk. Muhamad Haryo Yunianto [Foto: twitter.com - LISTRIK INDONESIA]
Listrik Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memberi kepercayaan kepada Muhamad Haryo Yunianto menempati kursi Direktur Utama (Dirut) PT Perusahaan Gas Negara Tbk. atau PGN.
Penunjukan dilakukan dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada 3 Mei lalu. Haryo menggantikan Suko Hartono.
Berikut ini susunan komisaris dan direksi PGN yang baru:
Komisaris
1. Komisaris Utama: Arcandra Tahar
2. Komisaris: Lucky Afirman
3. Komisaris: Warih Sadono
4. Komisaris Independen: Christian H. Siboro
5. Komisaris Independen: Dini Shanti Purwono
6. Komisaris Independen: Paiman Raharjo
BACA JUGA: ZULKIFLI ZAINI; Memberi Lebih
Direksi
1. Direktur Utama: Muhamad Haryo Yunianto
2. Direktur Infrastruktur dan Teknologi: Achmad Muchtasyar
3. Direktur Sales dan Operasi: Faris Azis
4. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko: Fadjar Harianto Widodo
5. Direktur SDM dan Penunjang Bisnis: Beni Syarif Hidayat
6. Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis: Heru Setiawan
Analis Kresna Securities Timothy Gracianov berpendapat manajemen baru sebaiiknya lebih fokus ke pengembangan infrastruktur. Proyek yang harus dikerjakan, antaran lain jaringan gas rumah tangga, LNG terminal, atau bahkan pipa virtual yang mulai disebut akhir-akhir ini.
“Juga mengerjakan mandat proyek-proyek pemerintah untuk menambah volume distribusi gas yang mengarah kepada nilai tambah untuk investor juga,” ujar Timothy.
Kinerja Kurang Menggembirakan
Tantangan terhampar di depan Dirut anyar. Kinerja keuangan PGN sedang tidak menggembirakan. Misalnya, merujuk laba bersih kuartal I/2020 diproyeksi berlanjut pada tahun ini sejalan dengan risiko rugi selisih kurs dan penurunan volume penyaluran gas akibat lesunya aktivitas manufaktur.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2020, emiten berkode saham PGAS itu membukukan pendapatan US$873,8 juta pada Januari-Maret 2020. Raihan itu turun tipis 0,28 persen year-on-year (yoy) dari US$876,24 juta pada kuartal I/2019.
BACA JUGA: IBNU SUTOWO; Dirut Pertama Pertamina
Pendapatan itu bersumber dari hasil penjualan gas sebesar US$693,4 juta, penjualan minyak dan gas US$76 juta, transmisi gas dan minyak US$70,4 juta, dan pendapatan usaha lainnya sebesar US$33,8 juta.
Di sisi profitabilitas, PGAS mengantongi penurunan laba bersih sebesar 26,26 persen (yoy) menjadi US$47,77 juta pada kuartal I/2020.
Sementara itu, beban pokok tercatat naik 2,37 persen menjadi US$2,61 miliar. Hal ini membuat laba kotor menurun 6,71 persen menjadi US$1,22 juta. Adapun, pada tahun sebelumnya perseroan membukukan laba kotor sebesar US$1,3 juta.
Sementara itu, laba bersih pada 2019 mencapai US$67,58 juta pada 2019, turun 77,84 persen dari US$304,99 juta pada 2018. Pencatatan laba bersih menurun lebih tajam dari laba kotor lantaran adanya kenaikan pada sejumlah pos beban operasional. Beban keuangan misalnya, meningkat menjadi US$172,54 juta.
Selain itu, beban umum dan administrasi meningkat menjadi US$269,78 juta. Peningkatan beban ini juga dikontribusi oleh adanya sejumlah beban tambahan, yakni penurunan aset keuangan sebesar US$98,29 juta dan provisi atas sengketa pajak yang mencapai US$127,72 juta.
BACA JUGA: Pemerintah Pastikan Harga Gas Pipa Rumah Tangga Lebih Murah Dari LPG
Perseroan juga mengalami rugi selisih kurs yang lebih besar pada 2019. Tercatat rugi selisih kurs mencapai US$27,99 juta, naik dari posisi pada 2018 sebesar US$18,83 juta.
Perolehan pendapatan dan laba pada tahun lalu, didapatkan dari pengelolaan aset sebesar US$7,37 miliar, turun 7,12 persen. Aset tidak lancar maupun aset lancar menurun masing-masing 10,72 persen dan 5,5 persen menjadi US$2,20 juta dan US$5,16 juta.
Pengelola Wisata
Sosok yang cukup lama berkiprah di lingkungan Pertamina ini menyelesaikan pendidikan Hukum di Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Meraih gelar Master of Management dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran, Jakarta.
Haryo juga sempat berkarir sebagai direksi PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. sebagai Direktur Resor & Pengembangan Bisnis.
Di kawasan wisata pantai itu --yang dikenal dengan julukan Taman Impian Jaya Ancol (TIJA), dia pun menjalankan peran sabagai General Manager Resor. Sebelumnya mengurusi Dinia Fantasi, juga dengan posisi General Manager.
Karir terakhirnya di Ancol adalah sebagai salah seorang direktur, yang dijabatnya selama dua tahun.
BACA JUGA: PGN Matangkan Tahap Interkoneksi Pipa Sumatera-Jawa
Boleh dikatakan kapasitas kepemimpinan mengelola dan mengembangkan perusahaan diasah di PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk.
Ancol sendiri ikon wisata pantai yang belum tergantikan di Indonesia.
BIO DATA
Nama lengkap: Muhamad Haryo Yunianto
Pendidikan
2001 - Magister Management, Universitas Pembangunan Nasional jakarta
1994 - Faculty of Law, Universitas islam Indonesia, Yogyakarta
1988 - SMA Negeri 9 Yogyakarta
1985 - SMP Negeri 2 Yogyakarta
Karir
2020-2021 - Corporate Sevices Director Pertamina
2018-2020 - Asset Managemet Director Pertamina
2016-2018 - President Director PT Patra Jasa
2013-2015 - Director PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk.
2009-2013 - General Manager Resort
2007-2009 - General Manager Marketing
2005-2007 - General Manager Dunia Fantasi
1995-2005 - Legal & Property Management, PT Pembangunan Jaya Ancol.
(RE)
0 Komentar
Berikan komentar anda