
Listrik Indonesia | Indonesia sedang menuju transisi energi dalam artian pemanfaatan energi fosil beralih ke energi baru terbarukan (EBT), dalam proses merancang kebijakan atau strategi tersebut perlu pemikiran yang realistis, begitulah yang dikatakan Dr. Ir. Musri, M.T. selaku anggota Dewan Energi Nasional (DEN).
Musri berpendapat, bahwa filosofi dasar dari transisi energi ialah beralih dari energi fosil ke energi bersih. Di sisi lain, dalam proses transisi ini masih menjadi polemik di mana potensi dari bauran energi fosil pun belum memadai alias cadangannya menipis, maka hadirlah pemanfaatan EBT untuk menjawab permasalahan itu.
Kendati demikian, Musri mengatakan, beralih ke EBT tidak langsung serta merta menghapus energi fosil. Di satu sisi kita bereuforia menuju energi bersih, tetapi di sisi lain kita tidak melihat realita di lapangan. Baginya, tidak mudah melepas energi fosil karena di sektor itu pula banyak lapangan kerja, dan menjadi basis penggerak ekonomi nasional.
“Kita lihat berapa banyak pekerja di sektor tambang, berapa banyak Kampus yang mempunyai program studi teknik pertambangan, terlebih sektor ini menjadi Backbone Negara. Maka dalam menyusun Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) kita berpikir secara realistic karena itu RUEN adalah jalan menuju transisi energi,” jelasnya.
Pria asal Buton ini sebelumnya menjabat Akademik Lektor pada Departemen Teknik Geologi, Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Dan sejumlah jabatan lainnya yakni Ketua Komisi Disiplin Fakultas Teknk Unhas, Ketua Penjaminan Mutu Program Magister Teknik Geologi Unhas, dan Ketua Tim Pengembangan Kurikulum Program Studi Teknik Geologi Unhas.
Pria penyuka ilmu Fisika ini menempuh pendidikan S1 Teknik Geologi pada Departemen Teknik Geologi Unhas. Kemudian meraih gelar Magister dan Doktoral Teknik Geologi pada Institut Teknologi Bandung (ITB). Tentunya hadirnya di DEN mewakili dari unsur akademisi. Pasca dilantik sebagai anggota DEN, Musri mengaku siap menjalankan tugas untuk mewujudkan kemandirian energi Nasional. Terutama untuk mencapai target bauran energi terbarukan secara Nasional hingga 23 persen pada tahun 2025.
“Jadi menurut saya setiap periode pengurusan DEN dalam menyusun RUEN dan Kebijakan Energi Nasional (KEN) harus menyesuaikan dalam kondisi terkini. Dan DEN melakukan pengawasan terhadap jalannya RUEN, KEN hingga RUED (Daerah). Ketika kebijakan itu dijalankan, maka tidak ada lagi permaslahan pasokan energi baik skala nasional maupun di daerah,” tegasnya.
Musri berharap, hadirnya energi terbarukan harus diimbangi dengan harga yang murah. Sehingga Negara pun tidak terbebani. “Kalau harga EBT itu masih mahal, maka akan sulit
untuk menggantikan energi fosil,” pungkasnya.
0 Komentar
Berikan komentar anda